HMI Bogor Geruduk Trans7, Tuntut Reformasi Penyiaran

HMI Bogor Geruduk Trans7, Tuntut Reformasi Penyiaran

Oleh Redaksi Labirin 17 Okt 2025, 21:43:11 WIB pemerintah

JAKARTA, — Puluhan kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Kota Bogor berunjuk rasa di depan kantor Trans7, Jakarta, 15 Oktober lalu. Mereka menuntut reformasi penyiaran dan akuntabilitas media.

Aksi ini dipicu oleh tayangan yang dinilai melecehkan nilai agama dan moral masyarakat. Massa menyoroti pentingnya etika media di tengah maraknya konten hiburan yang mengabaikan nilai sosial dan keagamaan. Mereka juga menyerukan agar Trans7 bertanggung jawab atas konten yang dianggap menyinggung lembaga pendidikan Islam.

Ketua Umum HMI Cabang Kota Bogor, Moeltazam, menyebut tayangan tersebut mencederai kepercayaan publik terhadap media nasional.  “Media punya peran besar dalam membentuk pandangan masyarakat. Kalau media melecehkan nilai moral, kerusakan sosial tinggal menunggu waktu,” ujarnya.

Baca Lainnya :

Ia menegaskan, persoalan ini bukan hanya soal teknis penyiaran, tapi juga tanggung jawab etika dan moral. Menurutnya, tayangan itu melanggar Kode Etik Jurnalistik yang mengharuskan media menyajikan informasi akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk.

“Kami tidak menolak kebebasan berekspresi, tapi kebebasan itu harus dijalankan dengan tanggung jawab sosial. Kebebasan pers bukan berarti bebas menghina,” tambahnya.

Disamping itu, Koordinator Aksi Lapangan, Azmi Mustopa, mengatakan unjuk rasa berlangsung damai dan tertib. Ia menegaskan aksi ini menuntut kesadaran moral dari Trans7. “Kami datang dengan niat baik. Kami hanya ingin pihak Trans7 sadar bahwa ada batas dalam berkarya di ruang publik,” ujarnya.

Selain itu, HMI Cabang Kota Bogor juga menyampaikan delapan tuntutan utama, di antaranya: permintaan klarifikasi dan maaf terbuka dari pimpinan TransCorp Chairul Tanjung, penghentian program Xpose Uncensored, sanksi dari Komisi Penyiaran Indonesia, serta audit menyeluruh terhadap praktik jurnalistik Trans7. Mereka juga mendorong pemerintah melakukan evaluasi terhadap lembaga penyiaran terkait kepatuhan pada nilai agama dan budaya bangsa.

Aksi berlangsung sekitar tiga jam dengan pengamanan ketat dari polisi. Massa membubarkan diri setelah menyampaikan pernyataan sikap.

“Kalau media tak tahu batas, mahasiswa Islam akan jadi pengingat. Kami tidak butuh rating, kami butuh keadilan moral,” tutup Moeltazam. (*/t.r)