JAKARTA, -- Tim Ekspedisi Patriot IPB University memaparkan hasil pemetaan potensi ekonomi kawasan transmigrasi Bahari Tomini Raya kepada Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong dalam audiensi resmi pada 8 Desember 2025.
Riset selama empat bulan itu menyoroti peluang hilirisasi komoditas unggulan seperti kakao, durian, dan kelapa untuk meningkatkan pendapatan petani.
Ketua tim, Dr. Lukmanul Hakim Zaini, menjelaskan bahwa penguatan infrastruktur, peningkatan kapasitas teknis petani, dan pendirian unit pengolahan skala desa menjadi kunci untuk menaikkan nilai tambah.
Baca Lainnya :
- Inovasi Lapor Pak Kapolres Bawa Kombes Aldi Subartono Raih Penghargaan Inovatif Pelayanan Prima (0)
- Bagus Untoro Lulusan PENS Ini Buktikan: Ketekunan Mengubah Masa Depan (0)
- HMI Tutup SEPIM 2025: Bentuk Pemimpin Muda Siap Hadapi Era Global (0)
- Siswa SMK Annuqayah Raih Gelar Performa Robot Terbaik di Ajang NaRC V5.0 Poltera Sampang (0)
- BNN Jakarta Utara Bekali Pemuda Keterampilan Wirausaha untuk Jauhi Narkoba (0)
“Laporan tim menunjukkan pola pemasaran yang masih bertumpu pada penjualan bahan mentah, padahal pengolahan sederhana—seperti fermentasi kakao, produksi VCO, atau pengemasan durian premium—dapat menambah margin usaha,” jelasnya, 8 Desember.
Kepala Bappelitbangda Parigi Moutong, Irwan, menyebut kelapa tetap menjadi komoditas strategis meski banyak petani menjual buah tanpa sabut, membuat potensi olahan sabut terbuang. Ia juga menyinggung unit pengolahan kelapa (sikim) yang berhenti beroperasi saat pandemi. Rencana pembangunan Pelabuhan Toboli dinilai dapat memperkuat akses pasar dan peluang ekspor.
Untuk kakao, pemerintah daerah mencatat rencana perluasan bibit dalam dua tahun ke depan, namun produksi masih terhambat hama dan penyakit. Irwan menilai peremajaan dan bibit tahan hama menjadi kebutuhan mendesak. Pada komoditas durian, penyakit lokal menyebabkan penurunan produksi hingga 75 persen. Dinas Pertanian mengusulkan kolaborasi riset dengan perguruan tinggi serta pengembangan produk turunan agar nilai ekonomi tetap terjaga.
Dari sektor perikanan, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan, Mohamad Nasir, menyoroti tambak transmigrasi di Moian yang mencapai sekitar 300 hektare. Ia menilai sektor ini perlu masuk prioritas hilirisasi, termasuk dukungan input produksi yang saat ini masih didatangkan dari luar provinsi.
Catatan infrastruktur turut menjadi sorotan. Kepala PUPR menyampaikan bahwa anggaran daerah baru mampu membuka akses dasar, sementara pembangunan jalan usahatani membutuhkan dukungan pemerintah pusat. Bupati Parigi Moutong, Erwin Burase, menegaskan bahwa perbaikan jalan dan transportasi menjadi prasyarat untuk memperluas pasar dan menarik investasi hilirisasi.
Tim IPB menyarankan model hilirisasi yang dapat dijalankan di tingkat desa, seperti rumah fermentasi kakao, unit pengering, fasilitas VCO, dan penguatan BUMDes atau koperasi sebagai pengelola. Dukungan pembiayaan UMKM serta kemitraan offtaker juga dinilai penting untuk menjamin pasar.
Audiensi ini menghasilkan kesepahaman bahwa transformasi ekonomi kawasan membutuhkan kerja bersama pemerintah daerah, kementerian terkait, akademisi, dan sektor swasta. Pembangunan Pelabuhan Toboli disebut sebagai peluang strategis untuk memperpendek rantai pasok dan membuka akses ekspor.
Tim ekspedisi merekomendasikan tindak lanjut berupa pendampingan teknis untuk penyakit durian dan hama kakao, pendataan kembali aset pengolahan yang mangkrak, serta perumusan proposal infrastruktur prioritas. Jika dijalankan terkoordinasi, langkah ini diyakini dapat meningkatkan pendapatan petani dan mendorong tumbuhnya industri hilir di kawasan Bahari Tomini Raya.










Komentar
Tuliskan Komentar Anda!